Rabu, 19 Oktober 2011

M O T I V A S I

















 Impian Seorang Anak Petani


Percayakah kau dengan kesempatan ..? Aku sendiri pun terkadang tak percaya bila dipikir secara logika. Ini cerita diriku, aku tingggal didesa jasmine di ujung kota Bandung. Aku hidup dikeluarga yang sangat sederhana,tak ada harta yang berharga kecuali keluargaku, Ibu penjual gado-gado di sekolah SMP dan Ayah ku seorang petani. Sementara ku sendiri masih duduk dibangku SMK, tiap pagi ku berangkat kesekolah dan sorenya ku menjadi tukang ojeg hingga jam 9 malam. Perkenalkan nama ku Rizal, namun orang-orang biasa memanggilku Iza ..
Ada 2 impian ku yang selama ini ku pendam, impian ku yang pertama adalah bisa kuliah mengambil study kedokteran dan yang kedua bisa menjadi doktor spesialis jantung dan dinas di Rumah Sakit Fatmawati-Jakarta. Namun sejenak ku merenung, “huft..mana mungkin orang seperti aku bisa mewujudkan mimpi mahal itu..? toh untuk makan saja sudah susah..??”, dalam hati ku tertawa sambil berharap.  Aku ingin menjadi seorang doktor spesialis jantung karna teman perempuan ku, ya boleh dibilang pacar sih..?hehe
Dia sudah difonis terkena serang jantung stadiun1 (masih ringan), maka dari itu aku ingin sekali menjadi doktor penolong baginya.. dia motivasi ku untuk berkuliah di program kedokteran ..
Banyak yang meremehkan impianku itu, teman-teman sekolah, temanku disekitar rumah, tetangga dan termasuk orangtua ku sendiri. Mereka berkata “lupakan mimpi mu itu, sadarlah bahwa keadaan ekonomi tak mendukung untuk meraih itu..”. Namun pendapatku berbeda “uang bukanlah segalanya, ku yakin dengan yang namanya USAHA, berDOA dan tidak sia-siakan KESEMPATAN..!”.
Pada tanggal 16 Juni 1990, aku dinyatakan tamat dan Lulus dari SMK, begitu pula dengan Shera (pacarku). Namun Shera menyarankan agar aku minta izin kepada ayah untuk meneruskan kuliah, lalu jawab ku “untuk makan saja susah, apalagi yang lebih dari itu Sher..?”. “Iza..,percayalah pada kesempatan..!”. Namun belum sempat ku berbicara, ia berkata “ Iza.., ku ingin suatu saat nanti kamu yang dapat mengobati penyakitku ini, kamu jadi doktor spesialis jantung ya..?”, seketika Shera pingsang, jantungnya kumat lagi.. serentak ku kaget dan langsung membawanya kerumah sakit.
Sepulang dari rumah sakit, ku bercerita dengan ayah, namun beliau malah mentertawai ku. Jujur ku kesal, dan karena kesalnya akhirnya ku ngojeg saja. Aku dapat penumpang seorang mahasiswa Jakarta dan dia sedang mengadakan observasi diBandung. “aa nuhun atuh nya, kalau boleh abdi tau, aa teh jurusan apa atuh..?”, “maaf mas, saya tidak bisa bahasa sunda..?hehe”. “Ooohh,, kalau boleh saya tahu, mas ngambil program apa kuliahnya..?”, “Kedokteran, mas..!”. “Wahh, kebetulan mas saya ingin sekali pelajari tentang kedokteran, ingin sekali saya kuliah tapi keadaan ekonomi keluarga tak mendukung niat saya itu..!Huft”. “Apa yang membuat mas tertarik dengan kedokteran..?”, tanya dia lagi, lalu ku jawab “Pacar saya mas..!”. “Pacar mas..? kok pacar sih mas, niat sendiri dong..!”, lalu ku jawab “Begini mas ceritanya..”.
Singkat cerita, kesempatan membawa ku ke Jakarta. Keluarga ku mengijinkan ku pergi selama 5 tahun, namun Shera.. ku kuatir untuk meninggalkan dia selama itu. Anto, penumpang ku waktu itu, kini dia menjadi senior di tempat ku berkuliah dan sekaligus anak dari pemilik kampus, hari-hari ku diisi dengan buku,buku lalu tugas dan praktek saat ini ..
Aku berusaha semaksimal mungkin, berdoa dan percaya pada kesempatan, tak kan ku sia-siakan waktu ku sedikit pun! Susah memang program study nya tapi ku harus bisa, tugas menumpuk apalagi prakteknya, ngeri kalau salah bisa dibilang malpraktek lagi..?hehe
Akhirnya masuk juga semester 8, tingkat ku kini S1.. namun ku ingin sekali meneruskan ke jenjang berikutnya.. “Shera, sekarang Iza sudah masuk semester 8, Shera doakan Iza di Jakarta ya semoga bisa tamat dan Lulus menjadi doktor muda.. susah sekali saingan disini, tugas banyak dan lebih sering praktek juga. Ini usaha ku, doa mu dan restu orangtua ku. Ku satukan imipian kita disini, setahap lagi ku akan membawa surat pernyataan tentang keberhasilan ku untuk mu..”.  Sekarang aku sedang menyusun skripsi ku dan tengah bertugas di Rs Fatmawati Jakarta, ini impian ku dari aku masih di bangku SMK. “Ayah, Ibu apa kabarnnya disana.. Iza sudah berhasil menjadi doktor, Shera aku ingin sekali pulang untuk menemui mu, ingin rasanya bercerita tentang keadaan di kota Jakarta..”.  Ternyata berat juga menjadi seorang doktor spesialis jantung, apalagi saat sedang praktek, harus berhati-hati dalam menjalankan praktek.
Hingga suatu hari aku bertemu dengan Shera disini, di Jakarta. “Iza.. itu kah kamu?”, ku dengar suara dari belakang. “Shera.. sedang apa kamu disini?”. “Aku bekerja disini sebagai waiters disebuah restauran, kamu bagaimana dengan kuliahnya?”. “Sudah lama aku ingin bercerita, saat ini aku sudah bertugas menjadi seorang doktor spesialis jantung diRs Fatmawati, akhirnya impian ku tercapai, Shera..!”. “aku senang melihat kamu telah berhasil menjadi seorang doktor, walau kamu masih praktek tapi setidaknya impian mu sudah bertahap akan tercapai”, “Aku juga senang Shera, akhirnya Usaha ku, doa mu dan kesempatan ini tidak sia-sia.., dan nanti saat aku berlibur akan pulang membawa kabar ini untuk orang tua ku..”.

“So ..  pesan ku untuk para pemimpi meraih apa pun keinginan kamu, mungkin secara logika tidak mungkin, tapi .. wujudkan dengan USAHA, DOA dan HARAPAN ... jangan menyerah dengan keadaan, uang bukan segalanya tapi NIAT kan demi meraihnya, ALLAH SWT dekat dengan kita dan  akan selalu menolong hamba-Nya., maka jangan takut untuk maju .. Wujudkan lah impian mu..”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar